Wednesday, January 6, 2010

SEKOLAH IMPIAN "HEMATICS SCHOOL"


Saya memimpikan untuk memiliki sekolah setara dengan jenjang sekolah menengah atas. Saya beri nama sekolah saya dengan nama Hematics school. Sekolah  ini berlokasi di pusat kota Jakarta. Hematics School adalah sekolah penjurusan khusus untuk mata pelajaran eksakta. Hematics school memiliki tiga jurusan, yang terdiri dari jurusan fisika, jurusan biologi dan jurusan kimia. Lama pembelajaran pada sekolah ini selama tiga tahun ajaran. Tiap-tiap jurusan mendalami mata pelajaran sesuai dengan jurusannya masing-masing. Pada tahun pertama masing-masing jurusan mendapatkan mata pelajaran umum. Mata pelajaran umum yang di pelajari adalah  mata pelajaran matematika.
Kompetensi atau keahlian yang akan di peroleh siswa jika masuk sekolah ini adalah siswa tersebut diharapkan akan menjadi siswa yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang yang diminati. Siswa akan mampu untuk menciptakan penemuan atau karya yang sesuai dengan bidangnya. Jika siswa tersebut, masuk pada jurusan biologi maka siswa tersebut akan menjadi siswa yang profesional atau menjadi ahli dalam bidang biologi. Begitupun untuk jurusan fisika dan jurusan kimia, sehingga siswa dapat memperbaiki keadaan lingkungan di Indonesia yang sedang mengalami krisis lingkungan.
Program utama yang ditawarkan pada sekolah ini adalah kegiatan pembelajaran rutin yang dimulai pada hari senin sampai dengan hari jum’at. Mulai dari pukul 07.00 sampai dengan 14.00. Kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas, di ruang laboratorium dan di lapangan. Terdapat dua kali waktu istirahat pada sekolah ini, dengan durasi waktu 20 menit pada masing-masing waktu istirahat.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan senyaman dan semenarik  mungkin dengan kondisi kelas yang menyenangkan dan kondisi sekolah yang sejuk dengan banyaknya penghijauan, baik berupa apotik hidup maupun tanaman jenis lainnya yang terdapat disekitar sekolah. Agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar dan merasa nyaman berada disekolah sehingga siswa menjadi bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setiap hari kamis merupakan Engglis Day. Pada hari tersebut setiap siswa diwajibkan untuk menggunakan percakapan berbahasa Inggris selama kegiatan belajar pembelajaran berlangsung. Mulai dari jam pelajaran pertama hingga jam pelajaran terakhir. Tujuan dari program Engglis Day ini agar siswa dapat berbicara dengan lancar dan menguasai bahasa Inggris.
Studi banding juga merupakan program utama yang ada disekolah ini. Baik studi banding ke universitas-universitas dalam negeri ataupun universitas luar negeri. Program studi banding ke universitas dalam negeri diadakan setiap tahun yang diikuti oleh siswa-siswi kelas satu. Kunjungan ke universitas-universitas dalam negeri disesuaikan dengan penjurusan masing-masing. Sebagai contoh untuk jurusan biologi mengadakan studi banding ke Institut Pertanian Bogor. Pada jurusan Fisika ke Institut Tekhnologi Bandung, dan untuk Kimia mengadakan studi banding ke Universitas Gajah Mada. Studi banding ini bertujuan agar siswa dapat termotivasi dan dapat semangat untuk belajar dengan sebaik-baiknya.
Studi banding ke universitas luar negeri hanya di pilih 6 orang yang terdiri dari 2 orang pada masing-masing jurusan. Studi banding ini diadakan setiap tahun yang diperuntukan pada kelas 2 Hematics School. Persyaratan untuk dapat mengikuti studi banding ke luar negeri adalah siswa tersebut telah lulus dalam berbagai seleksi dari program ini. Tujuan dari studi banding keluar negeri ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam jurusan masing- masing, sehingga pengetahuan-pengetahuan tersebut dapat diadopsi untuk dimanfaatkan di dalam negeri.
Pada program utama, siswa dipersiapkan untuk dapat membuat suatu penemuan sesuai dengan jurusannya masing-masing sebagai tugas akhir pembelajaran. Untuk menjalankan program utama tersebut membutuhkan berbagai eksperimen yang tidak mudah untuk dilakukan. Untuk itu khusus pada hari jum’at dipergunakan untuk mengembangkan ide dan melakukan percobaan yang mereka ingin buat dan kembangkan. Penemuan dan karya-karya para siswa tersebut, yang pada akhirnya dapat digunakan dalam kehidupan nyata untuk dapat memperbaiki keadaan lingkungan di negara Indonesia.
Program pendukung yang ada disekolah ini adalah kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari Karya Ilmiah Remaja, pecinta alam, seni musik dan olahraga yang terdiri dari basket, futsal, tenis meja, taekwondo. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan setiap hari sabtu.  Tujuan diadakan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,  minat, kondisi dan perkembangan  peserta didik yang ada pada diri mereka masing-masing.
Program pendukung lainnya adalah membuat penyuluhan pada setiap warga masyarakat yang berada di DKI Jakarta untuk dapat menjaga lingkungannya, sebagai contoh penyuluhan pemanfaatan limbah masyarakat, penyuluhan penanaman 1 pohon pada setiap rumah dan lain-lain. Program ini dilaksanakan setiap hari minggu dan bekerja sama dengan pemkot DKI Jakarta. Tujuan dari program ini selain untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi para siswa,  juga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Siswa yang dapat mendaftar pada Hematics School adalah siswa yang telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
  1. Siswa tersebut telah lulus SMP/ MTs
  2. Memiliki nilai raport pada kelas 1,2 dan 3 SMP/MTs dengan nilai 8,0 pada mata pelajara matematika, biologi, fisika dan bahasa Inggris.
  3. Memiliki nilai Ujian Akhir Nasional SMP/MTs rata-rata 8,0 pada mata pelajaran matematika, biologi dan fisika dan bahasa Inggris
  4. Memiliki IQ minimal 120.
  5. Siswa yang dapat diterima adalah baik laki-laki ataupun perempuan.
  6. Memiliki SKCK.
Strategi publikasi yang dilakukan sekolah ini untuk menjaring para siswa adalah pertama, dengan cara pemanfaatan internet. Sekolah ini membuat situs web sekolah yang di dalamnya berisi berbagai informasi mengenai Hematics School, mulai dari profil sekolah, program-program yang ada disekolah tersebut, kelebihan dari sekolah tersebut baik sarana prasarana maupun aktivitasnya, menginformasikan tentang administrasi sekolah dan lain-lain. Dalam pemanfaatan media internet. Hematics School juga memasang iklan pada situs-situs yang sering dibuka oleh masyarakat seperti iklanbaris.com dan situs-situs jejaring sosial.
Kedua, menginformasikan tentang Hematics School dengan cara langsung mendatangi sekolah-sekolah menengah pertama dengen cara memberikan brosur dan mengadakan kegiatan tryout untuk siswa-siswi ke kelas tiga SMP/MTs. Bagi seorang siswa yang mendapatkan nilai terbaik dengan nilai minimal 8,5 untuk hasil try out yang telah dilakukan, maka akan mendapatkan beasiswa untuk satu tahun ajaran jika bersekolah di Hematics School. Ketiga, dengan cara open house. Sekolah Hematics school mempersilahkan siapa saja untuk melihat sarana dan prasarana yang tersedia disekolah tersebut.
Untuk memutuskan calon siswa dapat diterima atau tidak di Hematics School maka diperlukan berbagai proses seleksi. Proses seleksi yang dilakukan adalah pertama, seleksi administrasi. Dalam seleksi administrasi, calon siswa Hematics School harus mengisi formulir siswa baru selengkap-lengkapnya. Calon siswa harus melakukan pembayaran seleksi dan melampirkan bukti pembayaran pada formulir tersebut. Calon siswa juga harus melampirkan kelengkapan data-data seperti foto copy ijazah, foto copy STTB, hasil tes IQ, SKCK, dan sertifikat-sertifikat yang dimiliki.
Kedua, proses tes yang terdiri dari psikotes, tes pengetahuan atau tes potensi akademik, dan tes performance. Dalam melakukan tes-tes, alat-alat tes baik berbentuk audio maupun data seperti soal-soal harus memenuhi standar, harus valid dan reliabel. Dengan demikian proses seleksi dapat berjalan dengan lancar.
Ketiga, proses wawancara seleksi. Wawancara dilakukan berbentuk wawancara formal secara individu sehingga proses wawancara dapat lebih terfokus. Alat yang digunakan pada proses wawancara adalah stopwatch untuk mengatahui batas waktu proses wawancara pada setiap calon siswa dan alat paling utama yang digunakan adalah daftar pertanyaan yang disusun secara terstruktur dan jenis pertanyaan berbentuk problem solving. Calon siswa harus dapat menjawab dengan lancar dan dapat memecahkan suatu permasalahan yang ditanyakan oleh pewawancara dengan baik dan tepat. Pewawancara harus bersifat aktif dan fokus mendengarkan jawaban-jawaban yang di jawab oleh calon siswa, pewawancara harus bersifat ramah dan menunjukan perhatian kepada calon siswa.
Keempat adalah pemeriksaan referensi. Pemeriksaan referensi terdiri dari personal references dan performance references. Pada personal references, pemeriksaan dengan cara mencari tahu informasi tentang calon peserta didik kepada orang-orang yang mengenal secara dekat dengan calon siswa. Informasi yang akan diketahui adalah mengenai kemampuan akademik, kemampuan  finansial dan kemampuan menjalani proses pendidikan. Dengan menggunakan alat berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang mengenal dekat dengan calon siswa tersebut.
Pada performance references, referensi yang diperiksa untuk mengetahui kemampuan dan prestasi-prestasi yang di miliki oleh calon siswa. Alat-alat refensi tersebut berupa foto copy dokumen-dokumen atau sertifikat yang dimiliki calon siswa tersebut.
Kelima, proses seleksi yang dilakukan adalah evaluasi medis. Bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan calon siswa yang mendaftar agar calon siswa dapat lancar untuk mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran di Hematics School tanpa halangan kesehatan apapun. Proses evaluasi medis yang dilakukan diserahkan pada lembaga kesehatan agar hasil yang di dapat lebih akurat.
Keenam adalah proses keputusan penerimaan. Keputusan penerimaan calon siswa Hematics School menggunakan media papan pengumuman dan media internet dengan pemanfaatan web sekolah yang telah dibuat dan situs jejaring sosial yang digunanakan untuk kegiatan promosi sekolah sebelumnya.
Calon siswa yang diterima pada Hematics School merupakan calon siswa yang sesuai dengan kriteria yang di telah ditetapkan oleh Hematics School, telah memenuhi persyaratan-persyaratan secara lengkap dan telah lulus pada berbagai proses seleksi yang telah di lakukan sebelumnya.

Monday, January 4, 2010

ANALISIS ARTIKEL QUANTUM LEARNING


Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan.

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, dan keyakinan.

ARTIKEL
Aku Hampir Gila (18) :
Aku Jadi Siswa Paling Bodoh
Senin, 07-04-2008 17:02:28 oleh: Tarjum
Kanal: Opini


Siklus manic depressive terus berulang-ulang dengan intesitas tekanan yang semakin kuat, seperti lingkaran setan yang tak berujung. Kondisi kejiwaanku yang terus memburuk, sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hariku di rumah maupun di sekolah. Semester kedua di SMA prestasi belajarku mulai menurun, aku hanya meraih rangking 4 dari 46 siswa.

Kondisi kejiwaanku makin memburuk, suasana hatiku semakin tak terkendali. Kepercayaan diriku yang rendah serta ketidak mampuanku bergaul menambah beban berat pikiranku. Kondisi fisikku pun mulai terganggu. Aku mulai sering sakit-sakitan, sakit yang tak jelas sakit apa. Sakit fisik yang disebabkan oleh kondisi psikisku yang tak menentu.

Siswa Bodoh yang Pemalas dan Suka Nyontek
Memasuki kelas dua SMA, prestasi akademisku makin terpuruk, bahkan hancur-hancuran. Sekarang aku bukan lagi anak pandai yang selalu juara kelas, tapi aku sudah berubah drastis menjadi anak bodoh dan pemalas yang sering mendapatkan nilai 3 dan 4 saat tes. Saat belajar di ruang kelas, aku sama sekali tidak bisa konsentrasi. Aku malah sering tidur saat guru sedang mengajar. Aku tak bisa mencerna materi-materi pelajaran yang disampaikan para guru di ruang kelas.

Sejak itu aku mulai sering nyontek saat tes. Aku juga jarang mengerjakan pekerjaan rumah (PR) karena di rumah pun aku juga tak bisa konsentrasi belajar. Ujung-ujungnya ya, nyontek lagi kebiasaan buruk yang sangat aku benci saat aku di SMP dulu—walaupun sebenarnya aku sangat malu melakukannya.

Aku suka sedih jika ingat prestasiku di SMP dulu. Aku selalu bahagia saat kenaikan kelas, karena aku selalu menjadi yang terbaik. Kini masa bahagia itu sudah berlalu. Aku sudah berubah manjadi siswa yang bodoh, pemalas, suka nyontek, suka tidur saat belajar, dan sering datang terlambat ke sekolah, bahkan pernah beberapa kali bolos sekolah.

Aku memang sudah banyak berubah. Semester 3 rangkingku anjlok ke urutan 34 dari 39 siswa. Prestasi terburuk yang bahkan tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Itu berarti aku menjadi siswa paling bodoh ke-6 di kelas. Dengan nilai raport dan rangking sejelek itu aku sampai khawatir jangan-jangan aku tidak naik kelas.

Jika episode depresi datang, berada di ruang kelas benar-benar merupakan siksaan bagiku, aku tak mampu menyerap dan mencerna materi-materi pelajaran yang disampaikan para guru. Apalagi jika diberi tugas mengerjakan soal, aku sama sekali tidak bisa berpikir. Otakku seperti beku, lidahku seperti kelu, dan tubuhku seperti kaku.

Karena dengan suasana hati yang tak menentu serta kekacauan emosi yang tak terkendali, aku sering bingung harus ngomong apa jika berhadapan dengan teman atau siapa saja. Aku tak bisa menata pikiranku sendiri, aku tak mampu menyusun kata-kata dan merangkai kalimat yang tepat untuk diucapkan. Kalaupun dipaksakan yang terucap hanya kalimat-kalimat pendek yang kadang tidak relevan dengan tema obrolan.

Keadaan ini membuatku semakin ragu, malu dan kurang berani bicara di depan teman-temanku. Bahkan pada situasi tertentu aku sering gagap bicara. Saat berhadapan dengan seseorang terutama teman, aku khawatir mereka akan memandang aneh dengan sikapku, kata-kata, nada biacara, raut muka serta gerak-gerikku.

MASALAH
  1. Adanya suatu pernyataan bahwa terdapat manusia yang bodoh.
  2.  Kondisi kejiwaan seseorang sangat mempengaruhi aktivitas belajar.
  3. Siswa kurang memiliki sifat kepercayaan diri dan motivasi.
  4. Siswa memiliki daya nalar  dan kecerdasan yang berbeda-beda
  5. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang unik.
  6. Terdapat siswa yang kesulitan menyerap dan memahami pelajaran-pelajaran yang disampaikan gurunya.
  7. Siswa sulit berkonsentrasi saat belajar di dalam kelas.


 SOLUSI

  1. Guru harus meyakinkan kepada setiap siswa nya bahwa “Tidak satupun siswa saya yang tidak pintar“.
  2. Setiap siswa harus dapat menahan kendali atas kehidupan emosionalnya.
  3. Guru  harus dapat mengenali secara dini kecerdasan masing-masing peserta didik, dan kemudian memberikan layanan yang sesuai dengan tipe kecerdasan yang mereka miliki.
  4. Mengikuti pelatihan mengenai penggunaan media belajar  yang efektif.
  5. Berusaha melengkapi fasilitas yang ada di setiap sekolah.
  6. Guru harus lebih banyak memberikan umpan balik yang positif bagi siswa.
  7. Menciptakan sekondusif mungkin ruang belajar yang memberikan kenyamanan dan rasa santai.

KECERDASAN EMOSIONAL

Orang awam biasanya mengartikan sebuah emosi dengan anggapan bahwa emosi itu merupakan segala suatu hal yang negatif, sehingga muncul ungkapan bahwa terdapat orang yang memiliki sifat emosional. Orang yang emosioanl meiliki ciri- ciri yaitu orang tersebut cepat marah atau perasaan yang ada pada dalam diri seseorang cepat mengalami perubahan. Oleh karena itu emosi sering dianggap sebagai suatu sikap yang menakutkan dan sesuatu yang dapat menghambat kehidupan dalam diri manusia.

Tetapi sebenarnya anggapan tersebut tidak tepat. Emosi menggambarkan suatu perilaku, respon psikologis dan pengaturan perasaan yang timbul karena adanya keinginan yang tak diduga sebelumnya. Emosi merupakan tanggapan atas segala kejadian yang dialami dalam lingkungan hidupnya. Emosi biasanya mendorong seseorang untuk melakukan berbagai tindakan. Tindakan tersebut bisa berupa tindakan yang positif ataupun yang negatif. Sebagai contoh jika ada seseorang yang sedang marah maka dia akan membanting benda-benda yang ada disekitarnya. Hal tersebut merupakan tindakan yang bersifat negatif.

Emosi sangat berhubungan dengan emosional question (EQ). Sebuah penelitian membukti bahwa kecerdasan intelektual sebagian besar dipengaruhi oleh Emosional Question  (EQ). Dijelaskan bahwa Intelektual Question (IQ) hanya berperan kira-kira 20 % sebagai faktor- faktor yang menjadikan manusia berhasil dan mengalami kesuksesan. Sedangkan sisanya sebanyak 80 % disumbangan oleh kecerdasan lain seperti kecerdasan emosional.

Dalam pembahasan ini kita perlu mengetahui IQ dan EQ. IQ adalah suatu kecerdasan dimana seseorang mampu dan terampil dalam mengendalikan dirinya sendiri, memiliki semangat yang tinggi, memiliki ketekunan yang tinggi, mampu memotivasi dirinya sendiri dalam menjalankan sesuatu, dan mampu berinteraksi dengan baik dengan orang yang ada disekitarnya.

EQ merupakan suatu kecakapan pribadi yang terkait dengan kemampuan seseorang untuk mengelola dirinya sendiri. Kemampuan tersebut meliputi kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi yang ada pada diri sendiri. Kesadaran diri merupaka suatu sikap dimana kita harus mengetahui kondisi pada diri kita sendiri, apa yang kita sukai, sumber daya dan intuisi. Kesadaran emosi  juga merupakan bagian dari kesadaran diri. Kesadaran emosi adalah kita mengenali emosi yang ada pada diri kita sendiri serta mengenali efek dari emosi yang kita timbulkan. Penilaian diri secara teliti dengan cara mengetahui kekuatan yang ada pada diri kita dan keterbatasan yang kita miliki. Kesadaran diri juga mencangkup sikap percaya diri yaitu keyakinan tentang kemampuan yang ada pada diri sendiri dan keyakinan tentang harga diri.

Dimensi EQ yang selanjutnya adalah pengaturan diri, yaitu mengelola kondisi, kata hati, sumber daya diri yang kita miliki. Hal- hal yang mencakup pengaturan diri adalah kenali diri kita dengan mengelola dengan baik emosi-emosi dan desakan-desakan yang ada didalam hati. Kewaspadaan dan adaptabilitas.

Dimensi EQ berikutnya adalah motivasi diri yang mencakup dorongan untuk dapat berprestasi, komitmen pada diri sendiri, inisiatif dan selalu optimis dalam melakukan suatu tindakan.

Kecakapan sosial adalah sikap dimana kita dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain yang meliputi empati. Empati adalah kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain. Empati meliputi memahami perasaan orang lain, orientasi pelayanan, mengembangkan orang lain, serta mengatasi keragaman pada setiap individu.

Dalam kecerdasan sosial kita juga harus memiliki ketrampilan sosial. Keterampilan sosial adalah kepandaian dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain. Ketrampilan sosial meliputi komunikasi, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain, memulai dan mengelola perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan kooperasi, kemampuan tim, serta memiliki pengaruh yaitu memiliki taktik untuk melakukan persuasi.

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA



Disiplin siswa adalah sikap yang ditunjukan oleh seorang siswa dalam mematuhi dan menaati aturan-aturan yang ada disekolah antara hal yang boleh dilakukan ataupun yang tidak boleh dilakukan. Disiplin sekolah merupakan upaya sekolah untuk mendorong siswa agar tidak berperilaku menyimpang dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. Disiplin sekolah tercantum dalam bentuk  produk yang dibuat oleh sekolah berupa tata tertib yang ada disekolah. Tata tertib tersebut  mencangkup peraturan mengenai cara beretika, berperilaku sosial dalam lingkungan sekolah, cara berpakaian, pengaturan waktu, da lain- lain.

Tujuan dilaksanakannya disiplin sekolah adalah agar tidak terciptanya perilaku- perilaku yang menyimpang yang tidak di inginkan pada setiap peserta didik, mendorong siswa agar selalu berperilaku baik dan benar sesuai dengan norma, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sehingga dapat menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah dan yang terakhir yaitu upaya agar siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat bagi dirinya.


Terdapat peraturan – peraturan yang ada disekolah yang terdiri dari : peraturan otoritarian yaitu peraturan yang dibuat sangat ketat dan sangat rinci, peraturan tersebut harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap peserta didik, jika tidak patuh dan tidak taat maka akan menerima sanksi atau hukumanyang cukup berat. Peraturan yang berikutnya adalah peraturan permisif yaitu peraturan yang membiarkan orang bertindak menurut keinginannya, jika melanggar peraturan atau norma, maka tidak diberi sanksi atau hukuman dan memunculkan rasa takut.

Terdapat juga peraturan yang bersifat demokratis. peraturan yang didalamnya terdapat penjelasan, diskusi tentang peraturan yang akan dibuat dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan mentaati peraturan. Jika menolak atau melanggar tata tertib tersebut maka akan diberikan sanksi atau hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan mendidik.

Dalam menjalankan peraturan dan tata tertib disekolah tidak selamanya berjalan dengan lancar. Ada saja peserta didik yang melakukan tindakan penyimpangan disiplin. Faktor –faktor yang menyebabkan penyimpangan disiplin adalah sikap guru yang menekan siswa dan cukup tegas menangani siswa, kondisi sekolah atau tempat belajar yang tidak menyenangkan, terdapat masalah dalam diri peserta didik seperti kurang mendapatkan perhatian sehingga mereka melampiaskannya di dalam sekolah, kurikulum yang terkesan kaku ditandai dengan kurikulum yang tidak fleksibel dan terkesan bersifat memaksa,


Untuk menangani penyimpangan disiplin terdapat dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara pencegahan disiplin secara preventif atau upaya untuk menggerakan siswa agar mau mengikuti dan mematuhi peraturan, sedangkan disiplin korektif yaitu jika siswa melakukan penyimpangan, maka masih diberikan kesempatan oleh sekolah untuk memperbaiki kesalahan- kesalahannya.

Banyaknya siswa yang melakukan penyimpangan disiplin, maka para pendidik disekolah tersebut harus mengupayakan untuk menumbuhkan sikap disiplin pada diri siswa dengan cara, anatara lain : membantu siswa mengembangkan pola prilaku untuk dirinya, membantu siswa meningkatkan standar prilakunya dengan menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat, baik aturan– aturan yang bersifat khusus maupun umum.

Terdapat strategi umum untuk merancang disiplin seperti yang diungkapkan oleh Reisman dan Payne yang terdiri dari menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berprilaku disiplin, adanya ketrampilan dalam berkomunikasi, adanya konsekuensi – konsekuensi logis dan alami serta klarifikasi nilai, selain itu ada juga analisis transaksional, terapi realitas, disiplin yang terintegrasi, modifikasi perilaku dan tantangan bagi disiplin.

Sikap disiplin sangat penting untuk memperlancar proses belajar dan pembelajaran. Sehingga sikap disiplin harus di terapkan pada setiap peserta didik.

Sunday, January 3, 2010

KREATIFITAS



Beberapa konsep tentang kreatifitas diantaranya di kemukakan oleh Olson, Hurlock dan Evan. Menurut Olson kreatifitas yaitu kemampuan untuk menciptakan atau berkreasi. Menurut Hurlock kreatifitas yaitu proses menghasilkan sesuatu yang baru, baik objek atau gagasan dalam suatu susunan yang baru, sedangkan menurut Evan, kreatifitas adalah keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru, dan memandang subjek dari sesuatu yang baru, dan menciptakan bentuk kombinasi yang baru yang terdiri dari dua atau lebih konsep.

Dalam berfikir kreatif kita harus memiliki suatu pola dasar untuk berfikir kreatif, yaitu imajinasi, data, evaluasi, dan aksi. Imajinasi merupakan pola awal untuk melakukan kreatifitas. Setelah kita mengambangkan suatu gagasan atau ide yang berasal dari imajinasi kita, selanjutnya kita kemas menjadi sebuah data – data, kemudian kita melakukan suatu evaluas. Dalam proses evaluasi kita dapat mengetahui apakah ada kelemahan atau kelebihan dari suatu ide baru yang berawal dari imajinasi kita sebelumnya. Kemudian yang terakhir kita melakukan sebuah aksi. Dengan aksi tersebut kita bisa menunjukkan kepada orang lain tentang apa yang ada di dalam imajinasi kita dalam bentuk real.


Tidak semua manusia itu memiliki kreatifitas. Maka untuk mengetahui siapa saja yang memiliki kreatifitas kita harus mengetahui ciri-ciri individu yang kreatif. Ciri individu yang kreatif adalah memiliki beban dalam pikirannya, seseorang tersebut memiliki daya imajinasi yang penuh, memiliki sifat selalu ingin tahu yang sesuatu hal yang dianggap baru, menyukai pengalaman – pengalaman yang baru, penuh inisiatif, bebas dalam berpendapat, memiliki minat yang luas, memiliki rasa percaya diri yang kuat, tidak mudah menerima atau selalu bersifat kritis menghadapi suatu hal, berani untuk mengambil resiko , senang dengan tugas yang majemuk, memiliki sifat ulet dan tidak mudah merasa bosan.

Banyak orang- orang yang merasa dirinya tidak memiliki kreatifitas. Penyebab rendahnya kreatifitas pada setiap individu adalah terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen atau menganggap suatu permasalahan hanya memiliki satu jawaban yang tepat dan kurangnya wawasan yang disebabkan kurangnya minat baca atau minat memperoleh pengetahuan sehingga menyebabkan cara berpikir kurang lentur.

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan melemahnya daya kreatifitas yaitu, memiliki rasa takut untuk mengubah kebiasaan yang sudah melekekat pada setiap individu, takut berbuat suatu kesalahan dan takut untuk ditertawakan karena perbuatan yang ia lakukan, tidak memiliki rasa humor. Pada dasarnya kreatifitas dipengaruhi oleh lingkungan, keyakinan, dan intelektual yang mereka miliki.

Jika seseorang merasa bahwa dirinya tidak kreatif maka dapat mengakibatkan seseorang tersebut benar-benar tidak kreatif. Padahal setiap oang dapat kreatif, asalkan seseorang tersebut mengetahui kuncinya. Jadi seseorang harus memiliki keyakinan dan kepercayaan diri bahwa ia seorang yang kreatif.

Untuk mengembangkan kratifitas yang kita miliki, maka dapat kita lakukan dengan cara mengenali kecerdasan yang ada pada diri anda, melalui multiple intelligences yang meliputi  kecerdasan fisik, kecerdasan linguistic, kecerdasan matematis atau logis, kecerdasan visual atau sepatial, kecerdasan musical, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal.

Terdapat sepuluh cara agar dapat menjadi kreatif, yaitu yakinlah anda pasti bisa menjadi seseorang yang kreatif, semua orang pasti bisa menjadi kreatif dan menjadi orang yang sukses. Ekspresikan kreatifitas dalam pekerjaan dan kehidupan yang anda jalani. Munculkan jiwa kekanak-anakan dimana seorang anak tidak memiliki rasa malu untuk mengetahui segala hal. Hilangakan berpikir secara logis. Lakukan sesuatu yang tidak biasa anda lakukan. “charge”atau isi pikiran anda dengan berbagai ilmu pengetahuan. Perbanyaklah buku yang anda baca dan lihatlah dunia luar. Memiliki aktifitas rutin jika pikiran sedang buntu dan jenuh. Tuliskan segera ide yang muncul pada secarik kertas. Percaya bahwa anda bisa melakukannya.

Maka jadilah seseorang dengan penuh kratifitas, seseorang yang selalu berpikir  analisis, selalu berpikiran kritis terhadap segala sesuatu, ambil keputusan yang terbaik, pecahkan masalah yang anda hadapi dengan cara terbaik, belajarlah terus menerus, selalu bersikap positif terhadap segala hal, selalu bersifat aktif dan disiplin terhadap segala sesuatu, dan berpikirlah secara rasional.

Seseorang dapat menjadi kreatif jika ia memiliki keyakinan dan percaya kepada dirinya sendiri bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan terbaik. Janganlah takut akan kegagalan, karena sebuah kegagalan adalah awal dari suatu keberhasilan. Jika kita putus asa, maka sebuah kreatifitas tidak akan hadir pada diri kita. Orang yang sukses adalah bukalah orang yang tidak pernah gagal. Tapi orang yang sukses adalah orang yang mau untuk berubah dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

STRATEGI BELAJAR DISEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI


Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu buat apa kita belajar. Kita belajar karena seluruh kehidupan manusia dan apa yang manusia lakukan adalah proses belajar.Dari kita lahir sampai kita mati kita selalu menemukan proses belajar.  Belajar menjadikan situasi dan kondisi menjadi lebih baik dan bermanfaat dan kita belajar karena setiap agama mewajibkan umatnya untuk selalu belajar.


Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran?? pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan profesional untuk memberikan kemungkinan dan kemudahan orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah dan terkendali. dan belajar merupakan invensi dengan tujuan terjadinya pembelajaran.
Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dilakukan yaitu :
  • Perubahan paradigma: pengajaran pembelajaran contohnya adalah teacher center dan student center. Dimana [ada teacher center proses pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru, guru yang lebih banyak memegang peranan penuh, contoh metode yang digunakan dalam teacher center adalah, ceramah, demonstrasi, tutorial dan lain - lain. Student center, dimana siswa memegang peranan penuh dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan seperti diskusi, tanya jawab, dan lain - lain.
  • Perubahan landasan : perubahan dari behavioristik menjadi konstruktivistik.
  • Pendekatan ilmiah : pendekatan ilmiah meliputi teori-teori pembelajaran.
Terdapat proses pembelajaran antara lain, pertama disusun secara sistematik dan sistemik.Sesuai dengan sistem yang berlaku dan harus berurutan. Kedua, interaksi yang optimal antara dosen, mahasiswa dan sumber belajar harus berjalan dengan lancar. Ketiga, suasana yang menyenangkan, menantang, mendorong semangat dan kegiatan memungkinkan perkembangannya sehingga dapat memberi keteladanan dan membangun kemandirian dalam diri siswa.

    Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran tematik?
    Pada pembelajaran tematik merupakan pelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu, tema di tinjau dari beberapa mata pelajaran. Dalam pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum. pembelajaran menawarkan dinamika dalam pembelajaran, menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum, menyediakan pembelajaran yang interaktif serta membantu siswa mengembangun hubungan antara konsep dan ide menjadi sebuah pemahaman.


    Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran kreatif?
    Pembelajaran aktif merupakan upaya mengorganisasikan isi ajaran dan kegiatan belajar, sehingga terjadi belajar aktif.
    Belajar aktif meliputi :
    1. Discovery learning. ( Belajar Menemukan )
    2. Problem based learning.( Belajaran berbasis masalah )
    3. Contextual learning.(Belajar kontekstual )
    4. Independent learning.(  Belajar Secara Mandiri )
    5. Cooperatif Learning.( Belajar kooperatif )
    6. Concept-mapping learIndependent learningning.(Belajar pemetaan konsep)


    Belajar menemukan merupakan pembelajaran dimana siswa secara analisis dan kritis mencari dan menemukan berbagai kemungkinan jawaban atas suatu masalah yang dihadapkan kepada mereka. Belajar berbasis masalah adalah proses kegiatan pembelajaran dimana siswa dihadapi dengan permasalahan yang harus dijawab secara ilmiah melalui data-data yang telah tersedia.
    Belajar kontekstual adalah dimana pendidik berupaya menghadirkan pembelajaran agar peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan nyata. Belajar mandiri adalah proses belajar dimana setiap peserta didik belajar secara mandiri tetapi masih dalam bimbingan orang lain.
    Belajar kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dimana seluruh siswa dibagi dalam beberapa kelompok sehingga siswa dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
    Namun pada dasarnya pendekatan pembelajaran kooperatif learning ini bermanfaat untuk meningkatkan sifat positif pembelajaran terhadap lingkungan belajar termasuk guru, kemampuan kerja sama antar siswa, kemampuan nalar dan keterlibatan emosional interaksi antar pembelajaran dan dukungan social.



    TUGAS TRANSLATE



    DISIPLIN
    6.1 Alasan untuk Membuat Prosedur yang Teratur
    Lebih dari 200 tahun yang lalu. Pada tahun 1776, Adam Smith menulis dalam The Wealth of Nations bahwa "disiplin pada perguruan tinggi dan universitas umumnya dibuat-buat, bukan untuk kepentingan mahasiswa, tetapi untuk kepentingan, atau lebih tepat berbicara untuk kemudahan para pemilik perguruan tinggi'( Vif15). (Seri Editors 'comment: ini adalah contoh lain dari apa yang disebut Shaw "persatuan melawan masyarakat umum'.) Ini mungkin pandangan yang agak sinis melihat peran prosedur disiplin di lembaga pendidikan. Bagaimanapun, jika seseorang akan mengganti ' institusi' untuk 'para guru' itu tidak akan jauh dari kebenaran.
    Seperti prosedur yang paling disiplin, baik dalam pendidikan, angkatan bersenjata, lembaga pemerintah atau masyarakat pada umumnya, bertujuan untuk mengurangi ekses-ekses pribadi yang melanggar hak-hak orang lain. Keterampilan datang dalam menyeimbangkan tradisi kebebasan akademik lama dengan kebutuhan untuk mencegah penyalahgunaan kebebasan. Sejumlah kecil orang cenderung memanfaatkan untuk keuntungan pribadi mereka dengan mengorbankan orang lain. Contoh paling jelas tindakan penyeimbangan ini adalah pertanyaan tentang kebebasan berbicara dan kebebasan akademik secara umum: keinginan untuk mendengar dan memeriksa semua sudut pandang yang sering bertentangan dengan keinginan untuk menekan pandangan-pandangan yang menganggap masyarakat luas sebagai ofensif (egracism).
    Apa yang membuat keseimbangan ini lebih sulit untuk dicapai, adalah lembaga pendidikan yang lebih tinggi atau badan swasta tidak diperuntukkan  dilihat oleh umum. Apa yang lembaga dapat lakukan untuk memberi ijin tanpa membatasi kepentingan-kepentingan, dari debat terbuka dapat mengurangi kesalah pahaman atau mengurangi pandangan yang salah dari sisi luar sebagai acuan untuk menyatakan pandangan ekstrim.
    Sekarang ini catatan tidak diperlukan tentunya mengedepankan staf yang disiplin, yang mana biasanya dibatasi oleh hukum ketenaga kerjaan. Mereka mengedepankan beberapa poin-poin yang umum yang dapat menimbulkan siswa menjadi disipli. Pendapat-pendapat yang lebih detail telah dijelaskan di dalam bab-bab sebelumnya Diurutkan dari hal-hal yang mana siswa dapat sampai kepada tindakan yang disiplin yang sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan pengujian (lihat bab 4), kehadiran (bab 7) dan perekrutan (lihat Bab 2); bab 8 juga menguji dampak dari hukum pada beberapa proses tersebut, seperti sertifikat penipuan dan utang.
    6,2 Akademik atau Kebiasaan?

    Ada dua bidang kegiatan di mana sebuah institusi mungkin ingin menjalankan kontrol atas para mahasiswanya. Yang pertama dapat digambarkan sebagai "disiplin akademis" dan meliputi hal-hal seperti kecurangan dan upaya-upaya lain untuk menumbangkan proses kelembagaan untuk mencapai status atau penghargaan untuk mahasiswa yang tidak berhak; mungkin pendekatan  ini sangat berbeda dari satu lembaga dengan lembaga lainnya, dan mungkin juga menimbulkan pertanyaan yang tidak muncul di luar pendidikan. Kedua dapat digambarkan sebagai "perilaku" dan mencakup kesalahan umum yang dilakukan  mahasiswa, menjadi manusi sering melakukan kesalahan, seperti halnya anggota masyarakat yang lain: misalnya, pencurian, penganiayaan, rasisme atau kesalahan dalam memarkir.

    Pembedaan antara kedua jenis pelanggaran undang-undang yang telah diuraikan di atas adalah sering dicerminkan di dalam tata cara peraturan dan prosedur disiplin yang diatur di dalam institusi. ini adalah prosedur umum yang dihubungkan dengan disiplin akademik (menipu, penyamaran, dll). ditangani dengan pencatatan administrasi siswa, sedangkan kebiasaan disiplin akan ditangani oleh tenaga ahli tentang undang-undang institusi,  terkedang diperlukan keterlibatan polisi atau petugas hukum.
    Bagaimanapun, pembedaan antara keduanya, kadang-kadang tidak jelas seperti diuraikan sebelumnya. Institusi harus selalu berusaha untuk mempunyai suatu definisi yang jelas dari apa yang telah ada jenis pelanggaran undang-undang dimasuk kedalam kategori yang mana,  dan juga kelakuan yang tidak sepantasnya dapat ditangani oleh prosedur internal dan yang harus diserahkan kepada polisi itu. Peraturan harus menghindari anatara dua sifat yang bertentangan yang bisa menimbulkan kesalah pahaman di dalam prosedur internal suatu tindakan yang mana  harusnya telah diserahkan ke para agen eksternal. Sebagai contoh, godaan seksual bisa digunakan untuk memperoleh suatu keuntungan di dalam pengujian yang dapat mempengaruhi penilaian selanjutnya, tetapi seharus tidak dilakukan berulang-ulang seperti" berbohong". Penyalah gunaan obat-obatan dapat dilaporkan kepada polisi tidak hanya pada disiplin internal. Memalsukan sertifikat dapat diperlakukan sebagai masalah disiplin lokal, sedangkan lembaga luar mengeluarkan sertifikat palsu mungkin perlu diselesaikan melalui jalur pengadilan. (Lihat bagian selanjutnya 6,8)
    Beberapa prosedur disipliner yang kecil mungkin tepat ditangani di tingkat departemen. Ini bukan hanya tindakan yang berkaitan dengan prosedur lokal, seperti pembayaran untuk fotokopi, tapi juga hal-hal yang terbaik dipantau secara lokal, seperti absensi. Seharusnya, bagaimanapun, menjadi batasan untuk memutuskan kapan pusat utama prosedur disiplin harus mengambil tindakan, misalnya ketika pembayaran terlambat sehingga menjadi perhitungan hutang institusi, atau datang terlambat menjadi alasan untuk penghentian pendaftaran.
    Peran 6,3 Peran Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah

    Apa pun kekuasaan yang dilaksanakan oleh badan-badan yang disebutkan pada bagian 6.2, mereka semua pada akhirnya bekerja pada tubuh tertinggi behalfof institusi (dewan akademik, senat, dewan gubernur, dll),kemudian kekuasaan itu biasanya di berikan oleh undang-undang atau piagam dari institusi. Untuk alasan  ini disiplin setiap orang biasanya  kekuasaan diberikan untuk mereka dari komite tertinggi dan seringkali harus membuat rekomendasi formal kepada mereka sebelum hasil dan sanksi dapat disetujui dan dilaksanakan. Hal ini, pada gilirannya, berarti bahwa akhirnya keputusan diambil oleh rektor, wakil rektor atau kepala sekolah, dalam kapasitas mereka sebagai ketua badan tersebut.

    6,4 Siapa yang harus membentuk panel??

    Panel untuk sidang disiplin biasanya terdiri dari campuran antara staf akademik yang sangat berpengalaman dalam peraturan dan peraturan lembaga tersebut
    dan mereka yang telah mempunyai catatan bagi siswa-siswa yang beruntung. Di dalam kasus ini tidak perlu orang yang berbeda. Peran yang berbeda adalah penting: sangat penting dalam peraturan dan kekuasaan selalu dilaksanakan dengan teliti dan konsistensi, tetapi juga bahwa mereka dicontohkan dengan penuh simpati untuk keadaan dari mahasiswa sebelumnya.

    Meskipun tidak ada persyaratan hukum untuk melakukannya, banyak institusi mencakup satu atau lebih siswa dari panel yang teratur. Terdapat dua manfaat dalam hal ini: pertama, ia dapat membantu untuk memastikan kedua dimensi dari  sidang disipliner yang disebutkan di atas, kedua, ia dapat memastikan bahwa peraturan memiliki kepercayaan dari masyarakat mahasiswa. Biasanya anggota mahasiswa dapat menjadi salah satu petugas dari serikat mahasiswa atau badan serupa, ini memiliki keuntungan bagi para pegawai (ada atau tidak adanya libur panjang) adalah informasi yang cukup baik pada masalah-masalah prosedural. Jika hal ini terjadi, bagaimanapun, mereka harus menghargai bahwa mereka tidak berada pada panel mahasiswa untuk mewakili pandangan sendiri, atau untuk bertindak sebagai 'penasihat untuk pertahanan'.

    6,5 Pusat Kekuasaan dan Kekuasaan Lokal

    Selain sebagai pusat kekuasaan dan komite yang teratur yang disebutkan di atas, ada saatnya seringkali bagi kekuatan disiplin formal harus dilaksanakan di tingkat departemen lokal. Hal ini berlaku baik untuk akademis dan dukungan departemen. Kebanyakan lembaga mempunyai peraturan yang mengatur perilaku di perpustakaan, di sistem komputer atau di tempat tinggal, dan untuk penyalahgunaan fasilitas tersebut akan ditangani oleh manajer melalui fasilitas penangguhan hak-hak istimewa, pengadaan denda kecil atau penarikan sementara beberapa sarana akses.
    Jika ini adalah kasus sanksi yang dapat dikenakan tidak boleh begitu kejam seperti untuk mempengaruhi kemajuan akademis mahasiswa atau status: hukuman dari keparahan yang harus disediakan untuk formal dan kekuasaan komite pusat.

    Apakah kekuasaan yang teratur tersebut dilakukan secara lokal atau terpusat, aturan-aturan dasar yang merupakan keadilan alami ( 'proses berakhir dalam' dalam terminologi hukum AS) harus diterapkan, yaitu bahwa para siswa harus mengetahui tuduhan-tuduhan yang dijatuhkan pada mereka, dan harus memiliki hak untuk memberikan bukti pada para pendengar sidang. Penting untuk dicatat bahwa 'keadilan' tidak selalu berarti bahwa harus ada hak untuk keadilan secara pribadi; bukti dan pertahanan secara tertulis juga memenuhi kebutuhan tersebut. Konsep ini dapat menjadi sangat penting ketika mahasiswa menolak undangan untuk tampil di hadapan komite disiplin: dengan berbuat demikian mereka pasti tidak akan dapat membatalkan atau menunda tanpa batas waktu prosedur atau sanksi yang tersedia kepada panitia. Jika mahasiswa tidak dapat mendatangkan cukup bukti, komite dapat mendengarkan kasus ketidakhadiran mereka, tentu saja ini dapat ketika mahasiswa tidak setuju untuk menghadirkan bukti pertahanan, sehingga catatan mahasiswa semakin sedikit. Jika kekuasaan melakukan ini dengan tegas dinyatakan dalam peraturan dan prosedur.
    Ada kecenderungan alami, yang harus dilawan, untuk melihat kekuatan disiplin lokal dan prosedur sebagai suatu hal yang ringa' daripada prosedur pusat. Tentu saja mereka dapat lebih meringankan peraturan  karena trauma yang ditimbulkan pada siswa, tetapi itu tidak boleh disertai dengan hilangnya ketelitian, atau keadilan. Kewenangan untuk melaksanakan kekuasaan lokal tidak boleh dilihat sebagai cara yang cepat dan tidak cacat hukum menangani kasus-kasus yang ada cukup bukti untuk panel formal. Pilihan antara daerah dan pusat disiplin harus melihat dari kekuatan kausnya, bukan pada kekuatan bukti. Pertanyaan ini muncul paling jelas dalam kasus plagiarisme dalam kursus: departemen mungkin memiliki setiap alasan, dari pengetahuan tentang siswa, untuk mencurigai bahwa karya yang diajukan mereka  disalin dari sumber-sumber lain atau mahasiswa lain. Ada godaan yang kuat dalam kasus-kasus seperti untuk departemen hanya untuk menantang siswa dengan memberikan nilai nol jika diketahui pekerjaan mahasiswa tersebut hanya menyalin, dan melihat kemampuan mereka. Keadilan ini tidak memuaskan meskipun hasilnya mungkin pantas untuk diterima: dan tidak membenarkan jika menggunakan rata-rata, dan suatu pendekatan oleh siswa yang mungkin akan berhasil. Hal ini bisa sangat menjengkelkan bagi staf dan administrasi tutorial yang sama, seperti akademisi di luar ketika diketahui para penjahat yang dinyatakan tidak bersalah atas kejahatan yang semua pihak tahu bahwa mereka telah melakukan, karena bukti itu tidak meyakinkan; lembaga pendidikan tidak dikecualikan dari aturan-aturan bukti, namun, untungnya bagi mereka, beban pembuktian yang lebih mirip dengan yang di litigasi sipil daripada standar yang lebih tinggi dibutuhkan untuk penuntutan pidana di pengadilan.

    6,6 Hukuman

    Hukuman harus sebanding dengan pelanggaran. Ini bukan hanya masalah keadilan, tetapi juga mengurangi kemungkinan banding.
    Hal yang sama berlaku apakah hukuman akademik atau keuangan. Utang kecil mungkin tidak aktual sanksi sampai mahasiswa mencoba mendaftarkan diri kembali tahun depan atau untuk menerima penghargaan, sedangkan besar utang (khususnya untuk biaya pendidikan) dapat mengakibatkan penghentian instan pendaftaran. Denda untuk kejahatan non-akademis seperti pelanggaran parkir, merokok di tempat tinggal atau merusak buku perpustakaan tidak boleh begitu berat hukumannya sehingga pendaftaran siswa yang membahayakan; kecuali, yaitu parkir berada di wakil kanselir kantor, merokok itu sengaja untuk menonaktifkan alarm kebakaran atau buku-buku perpustakaan sengaja dirusak dalam keadaan kotor atau cara skala besar. Untuk plagiarisme kecil nilai nol pada karya mereka mungkin tepat, karena penyuapan atau kecurangan yang dilakukan terang-terangan dalam ujian maka dilakukan pengusiran mungkin cocok. Seperti dapat dilihat, berbagai pelanggaran dalam salah satu kategori dapat meluas, sehingga berbagai hukuman harus secara setaraf menjadi melebar.
    Hukumannya juga harus tepat waktu: sebuah hukuman untuk pelanggaran serius yang tidak akan berlaku sampai tahun depan mungkin dapat dianggap lemah oleh masyarakat mahasiswa, sanksi yang bergantung pada tidak adanya pelanggaran kedua (cukup umum dengan sedikit kecurangan ) dapat dianggap sebagai siswa memberikan gratis satu upaya di pelanggaran. Hal ini, dalam konteks kecurangan, dapat paling merusak, karena hampir satu undangan untuk terus berbuat curang sampai tertangkap, dan kemudian melepaskan dengan hanya sebuah peringatan jika terbukti pelanggaran pertama. Demikian pula, hukuman untuk non-pembayaran denda disipliner seharusnya diperlakukan lebih parah daripada hutang lainnya, karena merupakan cemoohan dari tindakan disiplin itu sendiri.

    Apa pun hukuman, harus menjadi cakupan dalam peraturan yang bersangkutan, atau dalam lingkup yang normal dari setiap kebijaksanaan yang diperbolehkan (lihat chepter 8, Bagian 8.8, untuk diskusi lebih lanjut dari peran dar ' keputusan yang wajar'). Sifat hukuman juga harus terkait dengan sifat pelanggaran: pelanggaran non-akademis tidak akan mempengaruhi nilai siswa secara langsung, dan tidak umum untuk menerapkan denda  tanpa hukuman akademik tambahan (jika tidak, siswa yang kaya dapat didenda lebih bebas daripada miskin). Namun, hal itu adalah sah untuk hukuman akademis untuk pekerjaan mempengaruhi selain itu di mana pelanggaran tersebut dilakukan: meniru satu modul dapat sering menyebabkan siswa diberi penghargaan yang lebih rendah atau klasifikasi bahkan jika tanda itu sendiri masih menyarankan yang lebih tinggi . Ini berguna jika institusi ingin memastikan bahwa murid yang curang pada karya mereka berakhir dengan hasil yang lebih keras daripada yang lemah hanya siswa yang gagal. Prosedur semacam itu adalah sah jika mereka diizinkan untuk secara tegas dalam peraturan dan dipertimbangkan dan dilaksanakan dengan baik (lihat Bab 8, bagian 8.12, di
    tinjauan ulang hal tentang pengadilan).

    6,7
    Menolak Informasi, Pendaftaran dan Penghargaan sebagai Sanksi

    Bisa terdengar mau tidak mau bahwa suatu institusi boleh ingin, sebagai sanksi untuk suatu pelanggaran peraturan, untuk menahan informasi dari siswa, tetapi ini terjadi. Kejadian yang yang paling sering berhubungan dengan hutang. Sangat sering sanksi yang utama yang mana suatu institusi melawan terhadap seorang siswa dengan pembayaran yang tak dibayar maka akan menahan hasil pengujian mereka. Terdapat dua hal yang menyangkut hal ini :

    • Mahasiswa kiranya akan sangat tertarik untuk mengetahui hasilnya, memberikan insentif untuk menghapus utang;
    • Mengatakan kepada siswa bahwa ia telah gagal lebih cenderung melihat hilangnya mahasiswa dibanding penyelesaian terakhir dari utang.

    Pemotongan informasi tersebut relatif mudah dengan catatan manual, dan tidak memperumit prosedur rutin seperti pengolahan tanda - semua yang diperlukan adalah untuk memproses segala sesuatu seperti biasa, kecuali untuk penerbitan hasil. Untuk catatan terkomputerisasi ini dapat dibuat lebih rumit oleh kemampuan siswa untuk permintaan untuk melihat data mereka hak akses di bawah perlindungan data yang diabadikan dalam undang-undang (lihat Bab 9); berusaha untuk menghindari undang-undang berarti meninggalkan sistem komputerisasi untuk satu siswa, yang dapat menambahkan cukup untuk proses normal.

    Hal ini lebih mudah ketika mempertimbangkan pemotongan penghargaan pada dan kursus. Bahkan jika siswa tahu bahwa mereka telah lulus kursus sepenuhnya, di lembaga masih dapat menolak untuk percakapan penghargaan, dalam hal ini para siswa tidak dapat mengklaim telah diperoleh itu (lihat Bab 5, bagian 5.2 (a)). Permintaan untuk referensi dan transkrip dapat menyatakan, secara terbuka dan adil, bahwa penghargaan belum diberikan (walaupun majikan yang potensial meminta referensi demikian tidak memiliki hak otomatis untuk mengetahui alasan untuk non-conferral). Seperti pemotongan dari penghargaan terakhir adalah api dalam kasus kegagalan untuk membayar biaya pendidikan. Karena itu adalah bagian dari apa pun yang dianggap kontrak formal dengan siswa. Untuk biaya lainnya (seperti tempat tinggal biaya) lembaga harus jelas dalam peraturan dan prosedur bahwa setiap utang ke lembaga pendidikan akan menghasilkan penghargaan ditahan, bahkan itu adalah bijaksana untuk membuat ketentuan seperti itu tidak hanya untuk utang tetapi untuk retensi dari setiap properti milik lembaga, seperti buku-buku perpustakaan atau komputer dan peralatan laboratorium. Lihat lebih lanjut dalam Bab 8.

    Walaupun untuk tujuan yang paling kecil (utang, dll) suatu lembaga akan membiarkan seorang mahasiswa menyelesaikan masa studi saat ini, tapi menghalangi mereka dari mendaftar pada berikutnya, ada dengan jelas kasus-kasus di mana sanksi disiplin dapat segera suspensi dari kursus, pengusiran atau permanen. Lembaga memiliki hak ini, asalkan dalam peraturan dan prosedur mereka untuk melakukannya. Setidaknya, ini adalah kasus di mana pelanggaran yang berkaitan dengan status seseorang sebagai mahasiswa, yaitu pada alasan akademis, menimbulkan institusi-disiplin terkait. Apa yang perlu kasus yang lebih besar adalah mengambil tindakan disipliner apapun terhadap siswa untuk kejahatan yang dilakukan di luar kehidupan siswa mereka. Kebanyakan institusi akan memiliki di dalam peraturan disiplin pelanggaran seperti 'membawa keburukan institusi inti', yang dapat digunakan dimana tepat, jika mahasiswa melakukan kejahatan serius. Ini harus digunakan dengan hati-hati, bagaimanapun, dan nasihat hukum mungkin berhati-hati dalam banyak kasus, jika tidak, mahasiswa dapat mengajukan banding terhadap sanksi atas dasar bahwa pelanggaran nya itu tidak bertentangan dengan lembaga itu sendiri.

    6,8 Penipuan

    Tindakan disipliner terhadap siswa terbukti telah melakukan penipuan dalam peran mereka sebagai seorang pelajar harus ditangani dengan sangat berat, karena tidak hanya dengan sengaja berusaha untuk menumbangkan prosedur kelembagaan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil dan tanpa kerja, tetapi juga berpotensi pelanggaran terhadap semua siswa lain jika itu berarti bahwa institusi penghargaan jatuh ke dalam kehinaan karena kelemahan siswa yang menahan mereka. Penipuan sehubungan dengan penerimaan harus dihukum oleh pengusiran (lihat Bab 2); itu adalah sebuah pelanggaran terhadap syarat-syarat penawaran dan kontrak. Penipuan dalam kaitannya dengan ujian yang sama berat dan pengusiran harus dipertimbangkan; ini berlaku baik untuk pemeriksaan diri dan prosedur tambahan seperti catatan medis yang pura-pura mengurangi kinerja yang buruk (lihat bab 4 pada ujian dan Bab 8 tentang permasalahan hukum). Penipuan terhadap siswa memiliki sertifikat dan transkrip palsu harus diperlakukan sangat tegas; tindakan terhadap non-mahasiswa mengeluarkan sertifikat palsu perlu dilakukan melalui pengadilan jika diperlukan (lihat Bab 8).

    6,9 Kehadiran


    Tindakan disiplin untuk tidak kehadiran bukanlah semua yang sering terjadi di banyak institusi, kecuali kehadiran adalah persyaratan perundang-undangan (lihat Bab 7, bagian 7.5), pandangan yang berpendapat bahwa
    jika para siswa ingin memboroskan uang dan waktu mereka dengan tidak menghadiri, itu adalah pilihan mereka dan tanggung jawab mereka. Sepanjang kehadiran bukanlah suatu menurut undang-undang kebutuhan untuk pendanaan pemerintah, sikap ini akan berlaku.

    6,10 Mitra Perguruan Tinggi

    Garis-garis tanggung jawab disiplin dapat menjadi kabur ketika kursus dijalankan dalam kemitraan dengan perguruan tinggi lain. Lingkup kewenangan masing-masing lembaga harus ditentukan dalam perjanjian. Misalnya, pelanggaran peraturan akademik (mencontek, absensi, hutang) dapat ditangani di bawah peraturan dan kekuasaan lembaga induk, tetapi perilaku pelanggaran undang-undang (mobil parkir, dan sebagainya, sebagaimana disebutkan di atas) biasanya akan ditangani oleh lembaga dimana mahasiswa yang sedang diajarkan, atau lebih tepatnya di mana pelanggaran tersebut dilakukan. Seorang mahasiswa di mitra perguruan tinggi seharusnya tidak memiliki hak untuk mengajukan banding kepada lembaga mitra mengenai masalah-masalah yurisdiksi lokal: tidak hanya akan yang memberikan siswa pada kursus semacam itu hak ekstra dibandingkan dengan siswa pada mata kuliah lain pada lembaga pendidikan, tetapi juga serius merusak hubungan antara kedua lembaga jika seseorang dapat mengesampingkan yang lain. Tentu saja lembaga orangtua mungkin akan diminta untuk memeriksa bahwa syarat-syarat perjanjian antara lembaga-lembaga yang telah diikuti dengan benar, tapi yang menempatkan lembaga orangtua dalam peran seorang hakim memegang merupakan t
    injauan ulang hal tentang pengadilan bukan sebagai pengadilan banding lebih lanjut (lihat Palfreyman dan Warner 1998, pada waralaba).